Di Jepang Boleh Pilih Hotel Khusus Dewasa atau yang Biasa Saja

Ah, kamaranya cukup luas, dengan fasilitas minimalis namun nyaman, meja kaca dan sofa, tempat tidur, toilet, kamar mandi yang dilengkapi dengan bathtub. Istimewahnya, kamar ini di desain dengan suasana romantic, sayup-sayup terdengar alunan music dari speaker yang terpasang di dua sisi kamar, tempat tidur dihiasi tirai berwarma merah, di atas, kiri, kanan dan depan.

trance1

Hotel Marines Plaza Trance- Adult Hotel

Ini adalah kali pertama saya mem-booking kamar hotel di Jepang. Saya bisanya mencari dari beberapa situs online yang sudah cukup popular dan tetntunya tidak merepotkan. Hotel yang akan saya tempati dari situs booking.com dan Agoda.com menampilkan gambar-gambar yang cukup menarik, fasilitasnya juga cukup baik. Bagi saya yang tak kalh pentingnya juga adalah akses internet (WiFi). Ketika tiba di Kobe, saya memang agak kesulitan untuk menemukan lokasi pasti letak hotel tersebut, sehingga ketika di Shin-Kobe Station, saya meminta bantu seorang gadis cantik di tourist center, untuk menunjukan saya arah menuju hotel yang akan saya tempati. Gadis manis itupun secara cepat melacak keberadaan hotel tersebut dengan komputernya, dan kemudian menggambarkan rute jalan yang harus saya lalui menuju hotel tersebut. Namun gadis itupun mengatakan, ‘ kemungkinan hotelnya hotel kecil sehingga tidak bisa menemukan secara pasti letaknya, tapi pokok ada disekitar sini’ (sambil menunjukan sebuah bangunan di dalam peta sebagai landmark). Oke. Terima kasih banyak. Saya kemudian melangkah menuju pintu keluar stasiun.

Selain peta rute yang diberikan, saya juga menggunakan bantuan GPS di HP saya, sayangnya, Sim Card saya (Telksomsel) tidak bisa digunakan untuk akses data di Osaka dan Kobe, dan kemungkinan di wilayah yang lainnya di Jepang. Untungnya, pemerintah lokal telah menyediakan ribuan WiFi gratis di hampir setiap sudut kota, restoran, toko, dan tempat –tempat umum, sehingga bisa membantu saya untuk mengaktifkan GPS saya, meskipun agak kesulitan ketika sedang dalam perjalanan (berjalan kaki). Sudah lebih dari 2 jam saya mondar-mandir mencari hotel yang akan saya tempati di sekitar areal yang ditunjukan oleh GPS dan yang ditunjukan oleh gadis tadi di stasiun, akhirnya saya menemukannya. Padahal saya sudah sempat dua kali melewatinya, namun karena hotel itu membelakangi jalan raya, sehingga cukup sulit untuk dikenal.

Saya kemdian masuk dan menuju front desk yang hanya selangkah dari pintu masuk. Saya mengeluarkan resi booking hotel dari Agoda.com, dan menunjukannya kepada resepsionis. Ada seorang gadis muda dan ditemani oleh seorang perempuan berumur sekitar 50-an. Kemungkinan ibu dan anak perempuannya, dan hotel ini adalah hotel milik keluarga dan dikelolah juga oleh keluarga. Rupanya mereka tidak bisa berbahasa inggris, dan si gadis itu menggunakan alat translator. Gadis itu berbicara dalam bahasa Jepang ke dalam alat itu lalu, menunjukannya kepada saya dalam bahasa Inggris. Wah… beruntung sekali..! Ruang depan front desk hotel sangat sempit, dan di dindingnya banyak tertempel gambar-gambar cosplay girl, di atas meja front desk ada beberapa alat bantu seks. Saya kemudian sadar bahwa hotel yang saya tempati ini adalah ‘adult hotel’alias hotel untuk orang dewasa saja.

Selesai checking in, saya diantar oleh gadis bertumbuh langsing itu menuju kamar saya, agak sedikit khawatir, jangan-jangan dia menawarkan sesuatu yang yahuud. Begitu kamar saya dibuka, saya dipersilahkan masuk. Karena kelelahan berjalan saya langsung masuk ke kamar dengan sepatu saya. Gadis itu kemudian meminta saya untuk tidak menggunakan sepatu ke dalam kamar, namun menggunakan sandal yang telah disediakan di depan pintu kamar. Ah… benar saya lupa tentang tradisi jepang yang satu ini.

Ah, kamaranya cukup luas, dengan fasilitas minimalis namun nyaman, meja kaca dan sofa, tempat tidur, toilet, kamar mandi yang dilengkapi dengan bathtub. Istimewahnya, kamar ini di desain dengan suasana romantic, sayup-sayup terdengar alunan music dari speaker yang terpasang di dua sisi kamar, tempat tidur dihiasi tirai berwarma merah, di atas, kiri, kanan dan depan. TV layar datarnya berukuran besar 65 inches, serta bathtubyang dilengkapi dengan Plasama TV mini yang menempel di dinding berukuran kira-kira 10 inches . Karena agak sedikit penasaran, saya kemudian menyalakan TV itu, dan ternyata TV itu menanyangkan film porno. Waduh.. agak kaget tapi penasaran terus. Ha ha ha..

trance2

Ruang dalam hotel

trance3

Cosplay girls poster

Akhirnya saya memastikan bahwa hotel ini memang untuk urusan romantik, khusus dewasa, dan jika membawa anak-anak untuk menginap maka tidak direkomendasikan, mungkin bisa book hotel yang lain. Sayangya, situs-situs tempat booking hotel onlinepopular seperti agoda.com. booking.com, tidak menampilkan informasi khusus berkaitan dengan apakah hotel itu bisa untuk semua usia atau khusus untuk dewasa. Bisa untuk semua orang atau khusus untuk orang Jepang saja.

Setahu saya ada bebrapa situs booking online yang memberikan keterangan “adult only’atau ‘Japanese only’ misalnya. expedia.com, traveloka.com, hotels. com. Namun pastinya anda bisa menelusuri sendiri. Jika Anda bepergian sendirian, mugkin tidak jadi masalah, anda bisa menyesuaikan dengan kondisi, namun jika anda bepergian dengan keluarga dan anak-anak, maka perlu ada selidiki lebih detail.

expedia